FETP Indonesia

Bab 2: Memulai Operasi

Duc J. Vugia, Richard A. Goodman, James L. Hadler, dan Danice K. Eaton
 
PENDAHULUAN
Di Amerika Serikat, tanggung jawab untuk kesehatan masyarakat terutama terletak di dinas kesehatan kota dan negara bagian[MA(1] . Semua negara bagian dan kota besar memiliki dinas kesehatan sendiri. Meskipun banyak investigasi kesehatan masyarakat dilakukan dengan menggunakan sumber daya setempat, dinas kesehatan kota atau negara bagian dapat meminta bantuan tenaga epidemiologi lapangan atau laboratorium dari dinas kesehatan di tingkat yang lebih tinggi dalam merespon KLB yang kompleks atau yang memerlukan petugas, tenaga ahli, atau sumber daya tambahan lainnya. Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention, CDC) adalah badan kesehatan masyarakat tingkat tertinggi. Penjara federal, pangkalan militer, dan otoritas suku asli[MA(2]  Amerika Serikat memiliki sistem kesehatan sendiri tetapi juga dapat meminta bantuan dari CDC. Secara global, negara dapat meminta bantuan investigasi lapangan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berkoordinasi dengan anggotanya untuk memperoleh sumber daya yang dibutuhkan.
Investigasi epidemiologi lapangan memerlukan upaya yang jauh lebih besar daripada sekadar mengikuti langkah-langkah yang direkomendasikan dan berorientasi ilmiah seperti yang disebutkan dan dijelaskan dalam Bab 3. Banyak masalah operasional  yang harus ditangani selain pengumpulan data, tabulasi, dan analisis yang diperlukan. Bab ini menjelaskan langkah-langkah dan prinsip-prinsip operasional dan manajemen yang penting dan berlaku sebelum, selama, serta setelah kerja lapangan, yang seringkali berlaku bagi yang membantu dan yang meminta bantuan.
 
PERMINTAAN AWAL, KOMUNIKASI, DAN PERMINTAAN BANTUAN RESMI
 
Permintaan Awal dan Komunikasi
Saat meminta bantuan epidemiologi, pihak yang meminta bantuan harus mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang KLB atau masalah yang terjadi dan mengomunikasikannya secara rinci bersama dengan permintaan bantuan resmi, kepada lembaga yang diminta bantuan guna menyiapkan pertemuan telekonferensi awal. Pada pertemuan telekonferensi awal, pihak yang diminta bantuan dan yang meminta bantuan harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
  • Apa tujuan dari investigasi?
    • Apakah dinas kesehatan kota atau negara bagian hanya meminta staf tambahan untuk menyelesaikan investigasi?
    • Apakah dinas kesehatan kota atau negara bagian tidak dapat menentukan sumber penyakit atau cara penyebarannya?
    • Apakah dinas kesehatan kota atau negara bagian ingin berbagi tanggung jawab investigasi dengan pihak lain dalam mengatasi tekanan politik atau ilmiah secara lebih menyeluruh?
  • Apa yang secara spesifik diharapkan untuk dicapai melalui investigasi? Tim lapangan mungkin diminta untuk mengonfirmasi temuan dari data yang telah dikumpulkan atau melakukan investigasi yang baru dan membuat rekomendasi baru.
  • Kewenangan apa yang dimiliki pihak yang meminta bantuan untuk meminta bantuan? Investigasi lapangan kadang-kadang dibatalkan hanya karena orang yang meminta bantuan tidak memiliki wewenang untuk melakukannya.
 
Permintaan Bantuan Resmi
Salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan adalah permintaan bantuan resmi dilakukan oleh pejabat yang berwenang. Di Amerika Serikat, setiap negara bagian memiliki Pejabat Ahli Epidemiologi Negara Bagian. Pejabat ini biasanya memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan investigasi lapangan terutama untuk masalah kesehatan masyarakat yang akut. Pejabat ini berwenang untuk memutuskan apakah akan dilakukan investigasi independen di negara bagian atau meminta bantuan CDC atas nama negara bagian atau dinas kesehatan setempat. Namun, pejabat ini pertama-tama perlu memberi tahu petugas dinas kesehatan negara bagiannya dan tergantung pada konteks sosiopolitik saat itu, mendapatkan izin untuk melanjutkan pengajuan permintaan resmi. Di tingkat dinas kesehatan kota atau negara bagian, petugas dinas kesehatan kota atau negara bagian senior berwenang untuk mengajukan permintaan bantuan dari dinas kesehatan negara bagian. Untuk masalah internasional, penentuan siapa yang berwenang untuk mengajukan permintaan bantuan bisa lebih rumit dan mungkin melibatkan pejabat senior dari kementerian kesehatan yang meminta bantuan dari WHO.
 
KLARIFIKASI TUJUAN, PERAN, DAN TANGGUNG JAWAB
Tergantung pada tingkat dan kompleksitas KLB atau masalah dan tujuan utama investigasi lapangan yang telah dibahas di awal, komunikasi selanjutnya antara pihak yang diminta bantuan dan yang meminta bantuan harus difokuskan pada klarifikasi tujuan utama investigasi serta peran dan tanggung jawab.
  • Apa pertanyaan kesehatan masyarakat utama yang perlu dijawab melalui investigasi lapangan? Tujuan utama investigasi lapangan dalam merespon KLB atau kejadian kesehatan masyarakat yang mendesak lainnya adalah untuk mengidentifikasi langkah-langkah pengendalian dan pencegahan.
  • Apa status Sistem Komando Insiden (Incident Command System, ICS) dan Pusat Operasi Darurat (Emergency Operation Center, EOC) setempat (lihat juga di subbab Masalah Lain)? Apakah system tersebut sudah diaktifkan atau mungkin akan diaktifkan? Jika ya, apa peran tim lapangan?
  • Sumber daya epidemiologi, laboratorium, dan sumber daya lain (termasuk personel) apa yang akan diberikan oleh wilayah administrasi yang meminta bantuan?
  • Sumber daya apa yang akan disediakan oleh tim atau lembaga pemberi bantuan?
  • Siapa yang akan mengawasi investigasi sehari-hari?
  • Siapa yang akan memberikan arahan keseluruhan dan pada akhirnya bertanggung jawab atas investigasi?
  • Siapa yang akan menjadi orang yang ditunjuk untuk berinteraksi dengan media terkait investigasi?
  • Siapa yang akan bertanggung jawab atas analisis data dan bagaimana data akan dibagikan?
  • Siapa yang akan menulis laporan temuan, jika diperlukan? Kepada siapa laporan ini akan disebarluaskan?
  • Siapa yang akan menjadi penulis utama dan penulis senior jika hasil investigasi lapangan akan dipublikasikan dalam jurnal dengan peer review atau dipresentasikan di acara ilmiah?
 
Tidak semua masalah krusial ini dapat diselesaikan sebelum tim lapangan tiba atau sebelum investigasi selesai. Namun, masalah-masalah ini harus ditangani, didiskusikan secara terbuka, dan disepakati sesegera mungkin.
 
PERSIAPAN TIM LAPANGAN
Investigasi lapangan seringkali membutuhkan dukungan laboratorium. Bahkan jika laboratorium setempat tersedia dan mampu memproses serta menguji spesimen, ahli epidemiologi dari pihak yang diminta bantuan harus segera menghubungi sejawat mereka di laboratorium. Mereka kemudian berbagi rincian masalah dan mendiskusikan jenis, pengumpulan, pemrosesan dan pengujian spesimen, serta membahas pertanyaan penelitian dasar atau terapan yang dapat ditangani dan dijawab dengan tepat selama investigasi lapangan. Keterlibatan laboratorium sejak awal, baik di tingkat daerah maupun di lembaga yang diminta bantuan, sangat penting untuk keberhasilan investigasi lapangan.
Pertimbangan yang sama berlaku untuk dukungan statistik dan tenaga profesional kesehatan lainnya, seperti dukungan dari ahli perilaku, dokter hewan, ahli mamalia, ahli entomologi dan spesialis pengendalian vektor, ahli kesehatan lingkungan, dan praktisi pencegahan dan pengendalian infeksi, yang keahliannya penting untuk keberhasilan investigasi lapangan. Lembaga yang diminta bantuan harus mempertimbangkan untuk melibatkan para ahli atau profesional tersebut dalam investigasi lapangan sehingga data dan spesimen lingkungan yang sesuai dapat dikumpulkan pada saat yang sama dengan pengumpulan informasi epidemiologi.
 
Setelah tim lapangan dipilih, lembaga yang diundang harus mengambil langkah-langkah berikut untuk mempersiapkan tim:
  • Mengidentifikasi ketua tim dan staf senior di Kementerian Kesehatan/Dinas Kesehatan Provinsi  kepada siapa ketua tim harus melapor.
  • Bertemu dengan semua anggota tim lapangan yang diusulkan dan staf yang berada di Kementerian Kesehatan/Dinas Kesehatan Provinsi  untuk mengkaji rincian masalah kesehatan masyarakat, sifat permintaan bantuan, pengetahuan terkini tentang patogen atau penyakit yang dicurigai, tujuan dan sasaran investigasi lapangan, dan persetujuan awal peran dan tanggung jawab.
  • Mengatur terlebih dahulu pertemuan langsung dengan pihak yang meminta bantuan (misalnya, Pejabat Ahli Epidemiologi Negara Bagian) atau orang yang ditunjuk oleh pihak yang meminta bantuan (misalnya, petugas dinas kesehatan senior dan ahli epidemiologi setempat). Kordinasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa pihak berwenang setempat dapat menyiapkan apabila  ada kedatangan tak terduga dan untuk menekankan kepada semua pihak akan perlunya perencanaan sejak awal dan aturan dalam investigasi yang akan mengatur mekanisme pelaksanaan investigasi.
  • Menulis memorandum untuk dicatat atau disampaikan kepada pejabat kunci terkait mengenai apa yang harus dilakukan oleh anggota tim senior sebelum berangkat ke lapangan. Memo tersebut berisi rangkuman poin-poin berikut:
    • Bagaimana dan kapan pengajuan proposal permintaan bantuan disampaikan.
    • Informasi apa yang telah disediakan oleh instansi kesehatan yang meminta bantuan.
    • Apa tujuan investigasi yang telah ditetapkan.
    • Apa komitmen dari tim yang memberikan bantuan dan petugas kesehatan yang meminta bantuan.
    • Siapa yang akan menjadi anggota tim lapangan.
    • Estimasi waktu kapan tim akan tiba di lapangan.
 
Memo ini harus disebarkan kepada personel kunci di kantor tim yang memberikan bantuan dan badan yang meminta bantuan, serta kepada pihak lain yang perlu mengetahuinya. Memo ini tidak hanya berfungsi sebagai pemberitahuan kepada semua pihak, tetapi juga sebagai metode untuk mencegah tanggapan yang berlebihan. Isi memo juga akan mengidentifikasi keahlian dan sumber daya program lain yang mungkin berkontribusi pada investigasi. Bahkan ketika suatu masalah tidak secara langsung melibatkan negara bagian (misalnya, investigasi di tanah suku asli atau di fasilitas federal), serangkaian pejabat negara bagian dan daerah biasanya diberitahu karena ada kemungkinan timbulkan konsekuensi terhadap populasi di masyarakat sekitar.
  • Mengkaji daftar tilik dengan setiap anggota tim sebelum berangkat untuk memastikan mereka memiliki bahan dan bantuan yang diperlukan untuk melaksanakan operasi lapangan dan telah mencakup pertimbangan perjalanan dan logistik yang mendasar. Daftar tersebut mencakup, antara lain, hal-hal berikut:
    • Ponsel dengan kontak utama
    • Komputer laptop dengan perangkat lunak yang sesuai (misalnya, Epi Info, Statistical Analysis Software (SAS), atau R)
    • Kamera digital
    • Kartu kredit
    • Reservasi perjalanan dan penginapan
  • Mengkaji kebutuhan akan tindakan perlindungan pribadi yang penting, seperti vaksinasi; profilaksis antimalaria; antimikroba atau antivirus untuk profilaksis pasca pajanan; dan alat pelindung diri, termasuk masker wajah atau respirator, sarung tangan, dan gaun pelindung.
 
PERTEMUAN AWAL TIM LAPANGAN DENGAN PETUGAS DINAS KESEHATAN SETEMPAT
Tim lapangan perlu mengingat perannya sebagai konsultan atau kolaborator. Prinsip panduannya adalah bahwa tim lapangan ada untuk memberikan bantuan tetapi tidak untuk mengambil alih. Hal yang sama pentingnya adalah kebutuhan untuk menyeimbangkan fokus investigasi dengan prioritas yang bersaing antar wilayah administrasi yang meminta. Meskipun masalah yang sedang terjadi merupakan satu-satunya fokus perhatian tim, petugas dinas kesehatan setempat harus terus menangani berbagai prioritas lokal lainnya dan masalah lain yang sedang berlangsung. Tim perlu mencoba memahami dan menghargai sudut pandang setempat sejak awal investigasi.
 
Setelah tiba di lokasi, tim harus segera bertemu dengan pejabat yang meminta bantuan dan staf kuncinya. Pada pertemuan ini, langkah-langkah penting mencakup hal-hal berikut:
  • Mengkaji dan memperbarui kondisi masalah saat itu.
  • Mengidentifikasi atau menelaah poin-poin utama dari kontak.
  • Mengidentifikasi kolaborator setempat utama yang juga dapat berfungsi sebagai pemberi bantuan untuk memfasilitasi dan mengoordinasikan kontak setempat dan kebutuhan tim.
  • Mengidentifikasi atau mengkonfirmasi ketersediaan sumber daya setempat (misalnya, ruang kantor, dukungan administrasi, bantuan untuk survei, dan dukungan laboratorium).
  • Membuat metode dan jadwal bagi tim untuk memberikan update informasi kepada pejabat setempat dan kantor pusat lembaga.
  • Mengkaji sensitivitas, termasuk potensi masalah dengan institusi dan individu (misalnya, rumah sakit, administrator, praktisi, dan staf kesehatan masyarakat setempat) yang mungkin ditemui selama investigasi. Dalam pertemuan dengan pejabat di awal, pastikan bahwa semua kemungkinan hambatan sudah diatasi agar lebih efisien dalam melaksanakan investigasi untuk meminimalisir kesalahan yang dilakukan.
 
Karena KLB besar cenderung menarik perhatian media, kehadiran petugas informasi publik (Public Information Officer, PIO) yang berpengalaman dan berpengetahuan luas dan memiliki kemampuan yang baik dalam menjawab pertanyaan masyarakat dan bertemu secara rutin dengan media akan menjadi sangat penting. Di Amerika Serikat, dinas kesehatan daerah atau negara bagian yang meminta bantuan sering kali memiliki PIO sendiri yang dapat berfungsi sebagai orang yang ditunjuk untuk menangani media selama investigasi. Pada pertemuan awal, PIO lokal ini harus diidentifikasi. Tim lapangan harus menghindari kontak langsung dengan media berita dan tunduk pada petugas kesehatan setempat. Tim lapangan pada dasarnya bekerja atas permintaan dan di bawah kewenangan petugas kesehatan setempat. Pejabat setempat tidak hanya mengetahui dan memahami situasi lokal, tetapi juga merupakan orang yang tepat untuk memberikan komentar mengenai investigasi.
 
MANAJEMEN KEGIATAN TIM LAPANGAN
Karena potensi kompleksitas investigasi lapangan, serta keadaan yang mungkin mengganggu dalam pelaksanaanya, ketua tim lapangan mungkin ingin mengambil pendekatan berikut ini untuk memastikan investigasi berjalan secara sistematis dan teratur:
  • Membuat daftar tugas yang harus dilakukan, mencentang tindakan yang telah selesai, dan memperbarui daftar tersebut setidaknya setiap hari.
  • Sering berkomunikasi dengan anggota tim lapangan lainnya, meminta kontak resmi, dan media yang ditunjuk, dan mengadakan pertemuan tim secara rutin setiap hari pada waktu yang telah dijadwalkan. Berkomunikasilah dengan staf senior kantor pusat sesering mungkin.
  • Meminta bantuan tambahan sesegera mungkin tanpa ragu-ragu, sesuai dengan  kondisi lapangan.
  • Menghindari menetapkan tanggal keberangkatan sebelum semua siap atau tetap akan melakukan investigasi sampai dengan selesai tanpa ada intervensi jadwal dari anggota keluarga tim.
 
Investigasi masalah yang besar dan kompleks dapat sangat menantang bagi tim lapangan dan membutuhkan organisasi operasi lapangan yang lebih ketat. Petunjuk praktis berikut dapat membantu ketua tim yang ditunjuk dalam mengelola aspek-aspek kunci investigasi:
  • Mencatat keputusan tim pada saat keputusan tersebut dibuat. Pencatatan segera akan membantu memastikan konsistensi dan membuat investigasi dapat dilaksanakan ulang (direproduksi). Pertimbangan ini sangat penting untuk memahami definisi kasus dan mengapa kriteria tertentu digunakan.
  • Mengingat perlunya tindakan pengendalian kualitas, seperti pelatihan dan pemantauan pengumpul data dan abstraktor, termasuk melakukan pemeriksaan kesalahan, memvalidasi data secara independen, dan mengevaluasi non-responden dan catatan yang hilang.
  • Menolak mengumpulkan data melebihi dari yang dibutuhkan (misalnya, rincian klinis yang berlebihan) dan fokus pada pencapaian tujuan investigasi.
  • Secara berkesinambungan menulis laporan sepanjang investigasi sedang berlangsung dan sebelum temuan rinci yang penting terlupakan.
    • Menulis bagian latar belakang laporan.
    • Menulis metode yang sedang ditentukan dan dikembangkan oleh anggota tim; tindakan mendokumentasikan setiap keputusan akan membantu.
    • Memelihara dan menyimpan inventaris berkas data.
  • Mengkaji data secara berkesinambungan untuk menentukan kapan pengetahuan sudah dianggap cukup untuk membuat atau memperbarui rekomendasi dalam tindakan pengendalian dan pencegahan (lihat Bab 11).
  • Melakukan upaya khusus untuk memelihara moral dan memberikan dorongan terus-menerus, penguatan positif, dan penghargaan kepada semua pihak yang berpartisipasi. Karena investigasi lapangan sering kali sulit dan memiliki jam kerja yang panjang dan memicu stres, mungkin perlu untuk memberi anggota tim waktu rehat atau periode istirahat untuk mempertahankan produktivitas.
 
Kadang-kadang, setelah beberapa waktu berada di lapangan, investigasi tidak memberikan hasil yang pasti atau malah mengidentifikasi pertanyaan tambahan yang memerlukan satu atau lebih investigasi lanjutan. Pada saat seperti ini, ketua tim, dengan berkonsultasi dengan staf senior kantor pusat, harus menilai moral dan kapasitas tim untuk bertahan guna menentukan apakah tim harus melanjutkan atau tim baru harus bersiap untuk diberangkatkan guna melanjutkan investigasi.
 
DEBRIEFING DAN PERTEMUAN SEBELUM MENINGGALKAN LOKASI
Setelah menyelesaikan investigasi lapangan di lokasi, ketua tim dan pejabat senior setempat harus mengatur pelaksanaan debriefing atau pertemuan sebelum meninggalkan lokasi yang mencakup pihak yang meminta bantuan, kolaborator setempat, pejabat kunci lainnya, dan anggota tim lapangan. Pertemuan ini memungkinkan tim untuk memberikan informasi kepada pejabat yang meminta bantuan dan mitra setempat terkait temuan awal investigasi, mengkaji rekomendasi awal, memberikan ucapan terima kasih, dan menyatakan penghargaan kepada tuan rumah dan kolaborator setempat. Tim harus mendapatkan informasi terkait nama, posisi, dan alamat serta email tambahan untuk komunikasi tindak lanjut. Jika memungkinkan, tim harus menyerahkan laporan awal untuk disimpan di lokasi dan berkomitmen untuk memberikan laporan tertulis lengkap dalam jangka waktu yang telah disepakati dan ditentukan.
Pertemuan sebelum meninggalkan lokasi dapat pula menjadi kesempatan yang paling tepat untuk merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan pejabat dan instansi yang meminta bantuan. Kegiatan tindak lanjut tersebut meliputi pengumpulan data tambahan, implementasi dan evaluasi tindakan pengendalian, analisis dan pemeliharaan data yang telah dikumpulkan selama investigasi, rencana laporan akhir dan manuskrip (termasuk pembahasan urutan penulisnya), serta penentuan siapa yang akan bertanggung jawab untuk setiap kegiatan tindak lanjut.
 
PENYUSUNAN LAPORAN
Ringkasan tertulis mengenai investigasi mencakup laporan awal dan akhir. Laporan awal ditujukan untuk memenuhi kewajiban langsung kepada pejabat dan instansi yang meminta bantuan. Laporan ini harus berisi ringkasan metode yang digunakan untuk melakukan investigasi, epidemiologi dan temuan laboratorium awal, rekomendasi, tugas dan kegiatan yang dipaparkan dengan jelas, dan ucapan terima kasih. Selain laporan awal, yang optimalnya harus disampaikan kepada pihak yang meminta bantuan pada saat akan meninggalkan lokasi atau lebih awal, tim harus menyiapkan email atau surat tindak lanjut kepada pihak-pihak utama lain (misalnya, petugas kesehatan setempat atau rekan peneliti/co-investigator) untuk memberikan informasi kepada mereka dan untuk memperkuat hubungan jangka panjang.
Laporan akhir dengan data yang lengkap dan final harus ditulis secepat mungkin, yaitu sebelum anggota tim dipanggil untuk investigasi lapangan epidemiologi lainnya. Selain laporan akhir tertulis, anggota tim lapangan harus mempertimbangkan metode lain untuk mengomunikasikan temuan investigasi. Pilihannya mencakup presentasi formal secara langsung, telekonferensi, atau konferensi video pada pertemuan para petugas profesional; presentasi atau media komunikasi kepada masyarakat setempat yang terdampak kejadian kesehatan masyarakat tersebut atau kepada masyarakat umum; dan laporan tertulis untuk buletin kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk praktisi kesehatan masyarakat (misalnya, Morbidity and Mortality Weekly Report CDC) atau artikel komprehensif untuk jurnal peer-review.
 
MASALAH LAIN
 
Subjek Manusia dan Masalah Privasi
Peneliti harus memastikan bahwa pengumpulan data yang dilakukan telah memenuhi semua persyaratan untuk perlindungan subjek manusia. Investigasi lapangan yang dilakukan sebagai respons terhadap KLB atau kejadian kesehatan masyarakat mendesak lainnya biasanya ditetapkan sebagai suatu respons kesehatan masyarakat dan bukan penelitian. Namun, komite etik institusional untuk subyek manusia yang sesuai harus menyetujui pengumpulan data yang ditentukan untuk penelitian. Peneliti harus mematuhi persyaratan privasi dan masalah kerahasiaan di seluruh fase investigasi lapangan. Selain persyaratan federal mengenai privasi informasi (lihat Bab 13), setiap negara bagian memiliki undang-undangnya sendiri yang mencakup privasi dan kerahasiaan informasi yang diperoleh selama investigasi epidemiologi (1). Keketatan undang-undang ini berbeda-beda di setiap negara bagian. Laporan harus ditulis dengan cara yang mencegah kemungkinan teridentifikasinya orang, dan kadang-kadang tempat, yang terlibat dalam investigasi lapangan. Setelah investigasi selesai, semua catatan yang berisi informasi yang bersifat mengidentifikasi atau pengenal harus diberikan kepada negara bagian atau wilayah administrasi setempat yang meminta bantuan investigasi lapangan. Catatan tersebut kemudian akan dikelola sesuai dengan hukum wilayah administrasi tersebut. Selain melindungi kepentingan privasi orang-orang yang menjadi subjek investigasi, pendekatan ini juga meminimalkan kemungkinan bahwa anggota tim lapangan yang diminta bantuan  memiliki informasi yang dapat dikenai panggilan pengadilan (subpoena) atau permintaan kebebasan informasi yang biasanya akan ditolak oleh wilayah administrasi negara bagian atau daerah.
 
Dugaan Bioterorisme
Kecurigaan bioterorisme memunculkan spektrum operasional umum dan pertimbangan praktis lainnya tentang koordinasi investigasi yang dilakukan secara bersamaan dan investigasi terpadu yang melibatkan pejabat dari badan kesehatan masyarakat dan penegak hukum (2) (lihat Bab 24). Pertimbangan operasional terpenting adalah penentuan sektor dan siapa yang mungkin bertanggung jawab atas lokasi tertentu. Pertimbangan ini melibatkan sejumlah faktor, termasuk sejauh mana informasi atau bukti menunjukkan bahwa lokasi tersebut merupakan Tempat Kejadian Perkara (TKP) atau memiliki implikasi intervensi kesehatan masyarakat untuk mencegah paparan lebih lanjut atau mengidentifikasi dan mengelola orang yang berpotensi terpapar.
Selain menentukan siapa yang bertanggung jawab atas lokasi, pertimbangan operasional utama lainnya adalah pendekatan untuk mewawancarai orang-orang yang mungkin terdampak, baik oleh penyakit aktif atau oleh paparan, atau yang mungkin menjadi sasaran investigasi kriminal sebagai tersangka potensial, serta untuk mengumpulkan sampel biologis dari orang tersebut dan sampel lingkungan lokasi. Untuk investigasi yang dilakukan bersamaan dengan adanya dugaan bioterorisme, wawancara dengan orang yang terdampak paling baik dilakukan oleh petugas kesehatan masyarakat dan penegak hukum secara bersama-sama. Epidemiolog dan penyidik harus mematuhi prosedur yang menekankan kepentingan kesehatan dan keselamatan masyarakat dan menghormati hukum yang melindungi hak-hak semua orang, termasuk mereka yang sedang atau mungkin menjadi tersangka dalam investigasi kriminal. Ketika spesimen biologis dan sampel lingkungan dikumpulkan, anggota tim lapangan harus menyadari bahwa langkah pengumpulan informasi fisik yang diambil oleh petugas penegak hukum sebagai bagian dari investigasi kriminal yang sedang berlangsung harus benar-benar mematuhi proses pembuatan prosedur untuk secara kronologis melakukan dokumentasi terhadap barang bukti serta pencatatan interaksi terhadapnya (chain of custody). Tujuan utama dari proses ini adalah untuk memastikan bahwa spesimen dan sampel yang diperlihatkan sebagai bukti selama penuntutan pidana dan persidangan di pengadilan dapat dipertahankan dari serangan pihak pembela.
 
Sistem Komando Insiden
Pada akhirnya, terlepas dari apakah suatu masalah kesehatan masyarakat akut terjadi akibat sebab alami atau tidak disengaja atau memunculkan dugaan bioterorisme, masalah tersebut mungkin cukup serius sehingga perlu melibatkan beberapa wilayah administrasi (yaitu daerah, negara bagian, dan federal) dan beberapa lembaga pemerintah (misalnya, layanan medis darurat, penegak hukum, kesehatan masyarakat, atau kesehatan lingkungan) dan mungkin memerlukan tanggapan terstandarisasi dan terkoordinasi yang mencakup wilayah administrasi di luar kesehatan masyarakat. Di Amerika Serikat, Sistem Komando Insiden (Incident Command System, ICS) merupakan struktur komando standar untuk mengelola insiden lintas batas wilayah administrasi (lihat Bab 16). ICS memungkinkan personel dari berbagai lembaga dan disiplin ilmu untuk bekerja sama dalam struktur manajemen yang sama dengan rantai komando yang jelas atau komando terpadu, serta memberikan dukungan logistik dan administratif kepada staf operasional. Dalam beberapa tahun terakhir, sebagai bagian dari kesiapsiagaan bioterorisme, personel kesehatan masyarakat di tingkat daerah, negara bagian, dan federal telah terlibat dalam kesiapsiagaan darurat, dan banyak yang dilatih di ICS. Selain itu, ICS semakin banyak digunakan di semua tingkat kesehatan masyarakat untuk mengoordinasikan respons terhadap KLB besar atau situasi akut lainnya yang memiliki kepentingan politik dan publik yang kuat.
Selama serangan antraks pada tahun 2001 di Amerika Serikat, peneliti lapangan kesehatan masyarakat daerah, negara bagian, dan federal bekerja dengan peneliti atau penyidik dari lembaga lain di bawah ICS yang dibentuk di tingkat negara bagian dan federal, sedangkan EOC diaktifkan di CDC (3). Dalam beberapa tahun terakhir, ICS dan EOCs telah diaktifkan di CDC atau negara bagian dalam menanggapi pandemi influenza A(H1N1) (4) dan KLB penyakit virus Ebola (5) dan infeksi virus Zika (6). Peneliti lapangan harus memahami ICS dan EOC, serta peran mereka ketika EOC lokal diaktifkan. Penggunaan ICS harus menyederhanakan pendefinisian peran untuk semua yang terlibat dan mengoptimalkan penggunaan semua sumber daya dan keahlian lintas wilayah administrasi selama pengelolaan insiden darurat.
 
KESIMPULAN
Investigasi epidemiologi lapangan merupakan respons kesehatan masyarakat yang penting yang dapat ditingkatkan melalui pertimbangan dan kepatuhan terhadap prinsip dan praktik operasional utama tertentu. Investigasi ini akan berjalan lebih lancar dan produktif jika pihak peminta bantuan dan pihak yang memberikan bantuan menangani aspek operasional sebelum, selama, dan setelah investigasi secara memadai.
 
UCAPAN TERIMA KASIH
Para penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mendiang Michael B. Gregg, Robert A. Gunn, dan Jeffrey J. Sacks, yang karyanya pada bab yang sama dalam edisi-edisi sebelumnya telah berkontribusi pada sebagian bab ini.
 
REFERENSI
  1. Hodge JG, Hoffman RE, Tress DW, Neslund VS. Identifiable health information and the public’s health: practice, research, and policy. In: Goodman RA, Hoffman RE, Lopez W, Matthews GW, Rothstein MA, Foster KL, eds. Law in public health practice. 2nd ed. New York: Oxford University Press; 2007:238–61.
  2. Goodman RA, Munson JW, Dammers K, Lazzarini Z, Barkley JP. Forensic epidemiology: law at the intersection of public health and criminal investigations. J Law Med Ethics. 2003;31:684–700.
  3. Perkins BA, Popovic T, Yeskey K. Public health in the time of bioterrorism. Emerg Infect Dis. 2002;8:1015–8.
  4. Chamberlain AT, Seib K, Wells K, dkk. Perspectives of immunization program managers on 2009– 10 H1N1 vaccination in the United States: a national survey. Biosecur Bioterror. 2012;10:142–50.
  5. Frieden TR, Damon IK. Ebola in West Africa—CDC’s role in epidemic detection, control, and prevention. Emerg Infect Dis. 2015;21:1897–905.
  6. CDC. Zika virus. About Zika: what CDC is doing. http://www.cdc.gov/zika/about/whatcdcisdoing.html

 [MA(1]District/city public health agencies
 [MA(2]Tribal reservations

Alamat

Gedung D Lantai 3 - Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI
Jl. Percetakan Negara No.29, RT.23/RW.7, Johar Baru
Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10560

08111690148
2018 © FETP Indonesia. Hak Cipta dilindungi Undang - Undang.