FETP Indonesia

Manual Epidemilogi Lapangan CDC

Manual Epidemilogi Lapangan CDC

Halaman ini adalah terjemahan dalam bahasa indonesia dari Epidemic Intelligence Service CDC

Lihat Versi Asli
Unduh Bab 10

Bab 10: Mengumpulkan dan Menganalisis Data Kualitatif

Brent Wolff, Frank Mahoney, Anna Leena Lohiniva, dan Melissa Corkum

PENDAHULUAN

Metode penelitian kualitatif merupakan komponen kunci dari investigasi epidemiologi lapangan karena dapat memberikan wawasan tentang persepsi, nilai, pendapat, dan norma masyarakat di tempat investigasi berlangsung (1,2). Metode investigasi terbuka, yang merupakan andalan teknik wawancara kualitatif, sangat penting dalam penelitian formatif untuk mengeksplorasi faktor kontekstual dan alasan perilaku berisiko yang tidak sesuai dengan kategori yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, selama KLB penyakit virus Ebola 2014–2015 di beberapa bagian Afrika Barat, memahami implikasi budaya dari praktik penguburan dalam komunitas yang berbeda sangat penting untuk merancang dan memantau intervensi untuk pemakaman yang aman (Kotak 10.1). Dalam evaluasi program, metode kualitatif dapat membantu peneliti dalam mendiagnosis apa yang benar atau salah sebagai bagian dari evaluasi proses atau dalam pemecahan masalah mengapa suatu program mungkin tidak berjalan sebaik yang diharapkan. Saat merancang intervensi, metode kualitatif dapat berguna dalam mengeksplorasi akseptabilitas untuk meningkatkan peluang penerimaan dan keberhasilan intervensi. Ketika dilakukan dalam hubungannya dengan penelitian kuantitatif, metode kualitatif dapat membantu peneliti mengkonfirmasi, menentang, atau memperdalam validitas kesimpulan yang mungkin dihasilkan oleh salah satu komponen saja (1,2).

Kotak 10.1
Penelitian Kualitatif Selama KLB Penyakit Virus Ebola di Beberapa Bagian Afrika Barat (2014)

Penelitian kualitatif digunakan secara luas dalam merespons KLB penyakit virus Ebola di beberapa bagian Afrika Barat guna memahami praktik penguburan dan merancang strategi yang sesuai dengan budaya untuk memastikan penguburan yang aman. Studi kualitatif juga digunakan untuk memantau aspek utama dari respons.

Pada Oktober 2014, Liberia mengalami penurunan jumlah kasus dan kematian yang secara tiba-tiba dan stabil, yang kontras dengan prediksi model penyakit berdasarkan peningkatan jumlah kasus. Pada saat itu, masyarakat menolak untuk masuk ke pusat pengobatan Ebola, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa pasien tidak dirujuk untuk perawatan dan masyarakat mungkin melakukan penguburan sesuai ritual kepercayaan mereka.

Untuk menilai apa yang terjadi di tingkat masyarakat, Pusat Operasi Darurat Liberia merekrut ahli epidemiologi dari US Department of Health and Human Services/CDC dan The African Union untuk menyelidiki masalah tersebut.

Tim melakukan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah dengan tokoh masyarakat, direktur pemakaman lokal, dan pembuat peti mati. Tim mengetahui bahwa masyarakat tidak melakukan pemakaman sesuai ritual kepercayaan mereka dan jumlah keseluruhan penguburan memang menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Temuan utama lainnya termasuk kesediaan direktur pemakaman untuk bekerja sama dengan upaya respons penyakit, kebutuhan pelatihan pekerja rumah duka, dan penolakan masyarakat yang cukup besar terhadap praktik kremasi. Temuan ini mendorong Pusat Operasi Darurat untuk membuka pemakaman untuk korban Ebola, mendukung peningkatan uji coba penguburan di sektor swasta, dan melatih pekerja pemakaman sektor swasta mengenai praktik penguburan yang aman.

Sumber: Melissa Corkum, komunikasi pribadi.

Memilih Kapan Metode Kualitatif Perlu Diterapkan

Seperti pendekatan kuantitatif, penelitian kualitatif mencari jawaban atas pertanyaan spesifik dengan menggunakan pendekatan yang teliti untuk mengumpulkan, menyusun informasi, dan menghasilkan temuan yang dapat diterapkan di luar populasi penelitian. Perbedaan mendasar terletak pada bagaimana menerjemahkan kompleksitas kehidupan nyata dari pengamatan awal ke dalam unit analisis. Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif biasanya dalam bentuk teks atau gambar visual yang menyediakan referensi yang banyak tetapi memakan waktu untuk pengodean dan analisis. Secara praktis, desain penelitian kualitatif cenderung menggunakan sampel kecil yang dipilih secara purposive dan ideal untuk studi kasus atau analisis mendalam (1). Kombinasi dari purposive sampling dan format pertanyaan terbuka membuat desain penelitian kualitatif tidak mempunyai kekuatan untuk mengukur dan menggeneralisasi kesimpulan yang menjadi salah satu keterbatasan utama dari pendekatan ini.

Ilmuwan kualitatif mungkin berpendapat bahwa generalisasi dan presisi yang mungkin diperoleh melalui pengambilan sampel probabilistik dan hasil kategoris dicapai dengan mengorbankan validitas, nuansa, dan naturalisme yang ditawarkan oleh pendekatan yang kurang terstruktur (3). Teknik terbuka sangat berguna untuk memahami makna subjektif dan motivasi yang mendasari perilaku. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk memiliki pemahaman yang sama dalam mengeksplorasi faktor-faktor yang diamati dan tidak diamati, niat dan tindakan, makna internal dan konsekuensi eksternal, pilihan yang dipertimbangkan tetapi tidak diambil, serta hasil yang tidak terukur dan yang terukur. Metode ini penting ketika sumber atau solusi untuk masalah kesehatan-masyarakat berakar pada persepsi lokal dan bukan karakteristik yang dapat diukur secara objektif yang dipilih oleh pengamat luar (3). Pada akhirnya, pendekatan ini memiliki kemampuan untuk melampaui pertanyaan kuantifikasi tentang berapa banyak dengan mengambil jawaban terhadap pertanyaan tentang bagaimana atau mengapa berdasarkan perspektif dan kata-kata subjek penelitian itu sendiri (1,2).

Keuntungan utama lain dari metode kualitatif untuk investigasi lapangan adalah fleksibilitasnya (4). Desain kualitatif juga mendorong fleksibilitas dalam isi dan alur pertanyaan untuk menggali makna yang lebih dalam atau mengikuti petunjuk baru jika mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang suatu masalah (5). Tidak jarang panduan topik disesuaikan selama praktik lapangan untuk menyelidiki tema-tema relevan yang muncul untuk menjawab pertanyaan studi awal. Seperti dibahas di sini, desain studi kualitatif memungkinkan fleksibilitas dalam besaran sampel untuk mengakomodasi kebutuhan lebih banyak atau lebih sedikit wawancara di antara kelompok tertentu untuk menentukan penyebab suatu masalah (lihat bagian tentang Pengambilan Sampel dan Perekrutan dalam Penelitian Kualitatif). Dalam konteks investigasi lapangan, metode tersebut dapat sangat berguna untuk menyelidiki situasi yang kompleks atau bergerak cepat.

Pada akhirnya, keputusan apakah akan memasukkan penelitian kualitatif dalam investigasi lapangan tertentu bergantung pada sifat pertanyaan penelitian itu sendiri. Jenis topik penelitian tertentu lebih cocok untuk pendekatan kualitatif daripada pendekatan lain (Tabel 10.1). Pendekatan ini mencakup investigasi eksploratif ketika informasi tentang masalah yang diteliti tidak cukup diketahui sehingga sulit untuk merumuskan hipotesis atau mengembangkan satu rangkaian pertanyaan dan kode jawaban yang tetap. Investigasi eksploratif mencakup pertanyaan penelitian ketika tujuan sama pentingnya dengan tindakan dan pertanyaan "mengapa?" atau "mengapa tidak?" sama pentingnya dengan sebanyak estimasi yang tepat dari hasil yang diukur. Pendekatan kualitatif juga bekerja dengan baik ketika pengaruh kontekstual, makna subjektif, stigma, atau bias keinginan sosial yang kuat menurunkan kepercayaan pada validitas respons yang berasal dari wawancara kuesioner survei yang relatif tidak personal.

Ketersediaan personel dengan pelatihan dan pengalaman dalam wawancara atau observasi kualitatif sangat penting untuk mendapatkan data dengan kualitas terbaik, tetapi tidak mutlak diperlukan untuk penilaian cepat di lapangan. Wawancara kualitatif membutuhkan keterampilan yang lebih luas daripada wawancara survei. Tidak hanya mengikuti panduan topik seperti kuesioner, dari atas ke bawah secara berurutan. Seorang pewawancara kualitatif harus menggunakan penilaian untuk memutuskan kapan harus menggali dan kapan harus melanjutkan, kapan harus mendorong, menantang, atau mengikuti petunjuk yang relevan bahkan jika itu tidak tertulis dalam panduan topik. Kemampuan untuk terlibat dengan informan, menghubungkan ide-ide selama wawancara, dan berpikir mandiri adalah karakteristik umum dari pewawancara kualitatif yang baik. Sejauh ini, kualifikasi yang paling penting dalam melakukan praktik lapangan kualitatif adalah pemahaman yang kuat tentang tujuan penelitian. Dengan kualifikasi ini, anggota tim peneliti berbekal rasa ingin tahu dan pemandu topik dapat belajar di tempat kerja dengan hasil yang sukses.

Tabel 10.1
Contoh topik penelitian yang harus mempertimbangkan metode kualitatif untuk investigasi lapangan
Topik penelitian Kapan Digunakan Contoh
Penelitian eksploratif Pertanyaan atau opsi jawaban yang relevan tidak diketahui sebelumnya

Studi kasus mendalam

Analisis situasi dengan melihat masalah dari berbagai perspektif Pembuatan hipotesis

Memahami peran konteks Exposure risiko atau perilaku mencari perawatan dalam lingkungan sosial atau fisik tertentu

Hambatan utama atau pendorong untuk respons yang efektif Kekhawatiran bersaing yang mungkin mengganggu satu sama lain

Interaksi perilaku lingkungan

Memahami peran persepsi dan makna subjektif Persepsi atau makna yang berbeda dari fakta yang sama yang dapat diamati mempengaruhi exposure risiko atau respons perilaku

Pertanyaan mengapa atau mengapa tidak

Memahami bagaimana orang membuat keputusan dalam kesehatan Menjelajahi pilihan yang dipertimbangkan tetapi tidak diambil

Memahami konteks dan makna dari perilaku tersembunyi, sensitif, atau ilegal Hambatan hukum atau bias keinginan sosial mencegah pelaporan jujur dengan menggunakan metode wawancara konvensional

Perilaku seksual atau penggunaan narkoba yang berisiko

Pertanyaan kualitas perawatan/pengobatan

Pertanyaan yang membutuhkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi antara responden dan pewawancara untuk mendapatkan jawaban yang valid

Mengevaluasi bagaimana intervensi bekerja dalam praktik Mengevaluasi Apa yang berjalan dengan benar atau, lebih umum, apa yang salah dengan respons kesehatan-masyarakat

Pertanyaan 'Bagaimana'

Mengapa intervensi gagal

Konsekuensi yang tidak diinginkan dari program Interaksi pasien-penyedia layanan

METODE KUALITATIF YANG UMUM DIGUNAKAN DALAM INVESTIGASI LAPANGAN

Wawancara Semi-Terstruktur

Wawancara semi terstruktur dapat dilakukan dengan peserta tunggal (mendalam atau informan kunci) atau dengan kelompok (diskusi kelompok terarah [FGD] atau kelompok informan kunci). Wawancara ini mengikuti panduan topik yang direkomendasikan dan bukan format kuesioner tetap. Panduan topik biasanya terdiri dari daftar pertanyaan terbuka yang jumlahnya terbatas (10–15) dan diikuti dengan poin-poin untuk memfasilitasi investigasi opsional. Wawancara bolak-balik dengan format semi-terstruktur menempatkan peneliti dan orang yang diteliti (peserta wawancara) pada posisi yang lebih setara daripada format yang lebih terstruktur. Responden, istilah yang digunakan dalam wawancara kuesioner kuantitatif, menjadi informan dalam kasus wawancara mendalam semi terstruktur (In-depth Interview, IDI) atau peserta dalam kasus FGD. Kebebasan untuk menyelidiki di luar jawaban awal memungkinkan pewawancara untuk secara aktif terlibat dengan orang yang diwawancarai untuk mencari kejelasan, keterbukaan, dan kedalaman dengan menantang informan. Dalam hal ini, wawancara terkadang dibandingkan dengan mengupas bawang, dengan versi pertama dari acara yang dapat diakses oleh publik, termasuk pewawancara survei, dan lapisan dalam yang dapat diakses oleh mereka yang menginvestasikan waktu dan upaya untuk membangun hubungan dan mendapatkan kepercayaan. (Teori wawancara aktif menunjukkan bahwa semua wawancara melibatkan pertemuan sosial bertahap di mana orang yang diwawancarai terus-menerus menilai niat pewawancara dan menyesuaikan tanggapannya sesuai dengan niat yang dipersepsikan tersebut [1]. Oleh karena itu, hubungan yang baik menjadi penting untuk semua jenis wawancara. Format survei membuat pewawancara kurang bebas untuk mengalihkan dari naskah pertanyaan dan investigasi formal yang telah ditetapkan.)

Wawancara Mendalam Individu dan Wawancara Informan Kunci

Bentuk wawancara semi-terstruktur individu yang paling umum adalah wawancara mendalam dan wawancara informan kunci (Key Informant Interview, KII). Wawancara mendalam dilakukan di antara informan yang biasanya dipilih karena pengalaman langsung (misalnya, pengguna layanan, peserta, penyintas) yang relevan dengan topik penelitian. Wawancara jenis ini biasanya dilakukan sebagai wawancara tatap muka satu lawan satu (dua lawan satu jika penerjemah diperlukan) untuk memaksimalkan pembangunan hubungan baik dan kerahasiaan. Wawancara informan kunci serupa dengan wawancara mendalam tetapi berfokus pada individu dengan pengetahuan atau pengaruh khusus (misalnya, tokoh masyarakat atau otoritas kesehatan) yang memberi mereka perspektif yang lebih luas atau wawasan yang lebih dalam tentang topik (Kotak 10.2). Wawancara mendalam cenderung berfokus pada pengalaman pribadi, konteks, makna, dan implikasi bagi informan, sedangkan wawancara informan kunci cenderung menjauhi pertanyaan pribadi untuk mengetahui wawasan pakar atau perspektif masyarakat. Wawancara mendalam memungkinkan strategi pengambilan sampel yang fleksibel dan mewakili standar referensi wawancara untuk kerahasiaan, hubungan baik, informasi yang banyak, dan detail kontekstual. Namun, wawancara mendalam membutuhkan banyak waktu dan tenaga dalam pengumpulan dan analisa data. Karena kerahasiaan tidak menjadi perhatian dalam wawancara informan kunci, wawancara ini dapat dilakukan sebagai wawancara individu atau kelompok, seperti yang dipersyaratkan untuk topik.

Diskusi Kelompok Terarah (FGD) dan Wawancara Kelompok Informan Kunci

Diskusi kelompok terarah adalah wawancara kelompok semi-terstruktur di mana enam sampai delapan peserta, memiliki pengalaman, perilaku, atau karakteristik demografis yang sama, dipandu melalui panduan topik oleh moderator terlatih (6). (Saran tentang besar wawancara kelompok yang ideal bervariasi. Prinsipnya adalah untuk mengadakan kelompok yang cukup besar untuk mendorong diskusi topik yang terbuka dan hidup, dan cukup kecil untuk memastikan semua peserta tetap terlibat sepenuhnya dalam proses.) Selama diskusi, moderator diharapkan untuk mengajukan pertanyaan, mendorong partisipasi kelompok, dan menyelidiki kejelasan dan kedalaman. Pendekatan yang sejak lama telah menjadi metode pokok riset pasar ini telah menjadi teknik ilmu sosial yang digunakan secara luas dengan aplikasi luas dalam kesehatan-masyarakat, dan sangat populer sebagai metode cepat untuk menilai norma masyarakat dan persepsi bersama.

Kelompok fokus memiliki keuntungan tertentu yang berguna selama investigasi lapangan. FGD sangat mudah beradaptasi dengan kondisi, tidak mahal untuk diatur dan dijalankan, dan sering kali menyenangkan bagi para peserta. Dinamika kelompok secara efektif memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman kolektif untuk menjadi proksi informan bagi masyarakat secara keseluruhan. Mereka juga mampu menciptakan norma-norma sosial mikrokosmos di mana dimensi sosial, moral, dan emosional topik dibiarkan muncul. Moderator yang terampil juga dapat memanfaatkan kecenderungan kelompok-kelompok kecil untuk mencari konsensus guna memunculkan ketidaksepakatan yang akan diselesaikan oleh para peserta dengan cara yang dapat mengarah pada pemahaman yang lebih dalam. Metode FGD memiliki keterbatasan. Kurangnya kerahasiaan selama wawancara kelompok berarti FGD tidak boleh digunakan untuk mengeksplorasi pengalaman pribadi yang bersifat sensitif atas dasar etika. Peserta dapat mengambil inisiatif sendiri untuk secara sukarela berbagi informasi tersebut, tetapi moderator umumnya didorong untuk mengarahkan percakapan kembali ke pengamatan umum untuk menghindari tekanan pada peserta lain untuk mengungkapkan informasinya dengan cara yang sama. FGD tunduk pada bias keinginan sosial yang kuat. Desain studi kualitatif yang menggunakan FGD terkadang menambahkan wawancara individu secara tepat untuk memungkinkan peserta menggambarkan pengalaman pribadi atau pandangan pribadi yang akan sulit atau tidak pantas untuk dibagikan dalam kelompok. Kelompok fokus berisiko menghasilkan analisis masalah yang luas tetapi dangkal jika kelompok mencapai konsensus yang nyaman tetapi dangkal seputar topik yang kompleks. Kelemahan ini dapat diatasi dengan melatih moderator untuk menyelidiki secara efektif dan menantang konsensus apa pun yang terdengar terlalu sederhana atau bertentangan dengan pengetahuan sebelumnya. Namun, FGD secara mengejutkan sangat kuat terhadap pengaruh peserta yang sangat berpendirian, sangat mudah beradaptasi, dan sangat cocok untuk diterapkan dalam desain studi di mana perbandingan sistematis di berbagai kelompok diperlukan.

Seperti FGD, wawancara kelompok informan kunci mengandalkan chemistry positif dan efek stimulasi dari diskusi kelompok tetapi bertujuan untuk mengumpulkan pengetahuan ahli atau pengawasan pada topik tertentu daripada pengalaman langsung dari aktor sosial yang tertanam. Wawancara kelompok informan kunci tidak memiliki persyaratan besaran minimum dan dapat melibatkan sedikitnya dua atau tiga peserta.

Kotak 10.2
Mengidentifikasi Hambatan dan Solusi untuk Meningkatkan Praktik Tenaga Kesehatan di Mesir

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Nasional Mesir melakukan penelitian kualitatif untuk mendapatkan pemahaman tentang perilaku dan motivasi petugas kesehatan dalam mematuhi pedoman PPI. Studi ini dilakukan untuk memandu pengembangan intervensi perubahan perilaku yang efektif di fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan PPI.

Wawancara informan kunci dan FGD dilakukan di dua provinsi antara petugas kebersihan, perawat, dan dokter di berbagai jenis fasilitas kesehatan. Temuan menyoroti hambatan sosial dan budaya dalam mematuhi PPI, sehingga memungkinkan program PPI untuk merancang respons. Sebagai contoh:

  • Informan menyatakan kesulitan dalam mematuhi langkah-langkah PPI yang memaksa mereka untuk bertindak di luar peran normal mereka dalam budaya rumah sakit yang sudah mendarah daging.

    Tanggapan: Panutan diperkenalkan untuk membantu mengkatalisasi perubahan.

  • Informan menggambarkan sikap fatalistik yang mengurangi energi dan minat untuk mengubah perilaku.

    Tanggapan: Oleh karena itu, intervensi yang menegaskan komitmen institusional

  • Informan tidak menganggap PPI efektif.

    Tanggapan: Pelatihan diubah untuk memasukkan bukti ilmiah yang menjustifikasi praktik PPI.

  • Informan menganggap kebersihan sebagai sesuatu yang mereka banggakan dan dinilai.

    Tanggapan: Pengakuan publik atas praktik PPI yang optimal diperkenalkan untuk memanfaatkan keinginan sosial yang positif dan kebanggaan profesional dalam menjaga kebersihan di lingkungan kerja.

Penelitian kualitatif mengidentifikasi sumber resistansi terhadap praktik klinis berkualitas di pelayanan kesehatan Mesir dan tanggapan atau respons yang sesuai dengan budaya untuk mengatasi resistansi itu.

Sumber: Anna Leena Lohiniva, komunikasi pribadi.

Metode Visualisasi

Metode visualisasi telah dikembangkan sebagai cara untuk meningkatkan partisipasi dan memberdayakan orang yang diwawancarai terhadap peneliti selama pengumpulan data kelompok (7). Metode visualisasi melibatkan peserta dalam pemecahan masalah kolektif untuk tantangan melalui pembuatan peta, diagram, atau gambar lainnya secara berkelompok. Misalnya, peserta dari masyarakat mungkin diminta untuk membuat sketsa peta komunitas mereka dan untuk memperhatikan fitur yang relevan dengan topik penelitian (misalnya, akses ke fasilitas kesehatan atau lokasi konsentrasi risiko). Body Diagram adalah alat visualisasi lain ketika anggota masyarakat diminta untuk menggambarkan bagaimana dan di bagian mana ancaman kesehatan mempengaruhi tubuh manusia sebagai cara untuk memahami konsep masyarakat tentang kesehatan, penyakit, pengobatan, dan pencegahan. Debat dan dialog berikutnya mengenai konstruksi gambar dapat direkam dan dianalisis bersama dengan gambar visual tersebut. Latihan visualisasi pada awalnya dirancang untuk mengakomodasi kelompok-kelompok yang ukurannya mencakup seluruh komunitas, tetapi latihan ini juga dapat bekerja dengan baik untuk kelompok kecil yang sesuai dengan ukuran FGD atau wawancara informan kelompok.

Pengambilan Sampel dan Rekrutmen untuk Penelitian Kualitatif

Memilih Sampel Peserta Penelitian

Perbedaan mendasar antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk penelitian terlihat paling jelas dalam praktik pengambilan sampel dan perekrutan peserta penelitian. Sampel kualitatif biasanya kecil dan memiliki tujuan. Informan wawancara mendalam biasanya dipilih berdasarkan karakteristik unik atau pengalaman pribadi yang membuat mereka menjadi menonjol untuk penelitian ini, jika tidak khas dalam hal lain. Informan kunci dipilih karena pengetahuan atau pengaruh unik mereka dalam domain penelitian. Mobilisasi kelompok fokus (focus group) sering kali mencari peserta yang representatif dalam suatu komunitas dengan exposure atau karakteristik yang sama.

Bagaimanapun, peserta dalam studi kualitatif sering kali dipilih karena mereka luar biasa dan bukan sekadar representatif. Nilai mereka tidak terletak pada kemampuan generalisasi mereka tetapi pada kemampuan mereka untuk menghasilkan wawasan tentang pertanyaan-pertanyaan kunci yang mendorong penelitian.

Menentukan Besaran Sampel

Penentuan besaran sampel untuk penelitian kualitatif juga mengikuti logika yang berbeda dari yang digunakan untuk survei sampel probabilitas. Misalnya, meskipun beberapa metode kualitatif menentukan rentang ideal peserta yang merupakan observasi yang valid (misalnya, FGD), tidak ada aturan tentang berapa banyak observasi yang diperlukan untuk mencapai hasil yang valid. Secara teoretis, besaran sampel dalam desain kualitatif harus ditentukan oleh prinsip kejenuhan, yaitu wawancara dilakukan sampai wawancara tambahan tidak menghasilkan wawasan tambahan tentang topik penelitian (8). Secara praktis, disarankan untuk merancang penelitian dengan rentang jumlah wawancara tertentu agar memberikan tingkat fleksibilitas jika wawancara tambahan diperlukan untuk mencapai kesimpulan yang jelas.

Merekrut Peserta Studi

Strategi perekrutan untuk penelitian kualitatif biasanya melibatkan beberapa tingkat seleksi mandiri untuk peserta (misalnya, beriklan di ruang publik untuk peserta yang tertarik) dan pemilihan dengan tujuan (misalnya, identifikasi informan kunci). Pemilihan purposive di masyarakat sering membutuhkan otorisasi dari otoritas setempat dan bantuan dari penggerak lokal sebelum proses persetujuan dapat dimulai. Menentukan dengan jelas kriteria kelayakan sangat penting untuk meminimalkan kecenderungan penggerak penelitian untuk menerapkan filter mereka sendiri mengenai siapa yang mencerminkan komunitas dari sudut pandang terbaik. Selain kriteria kelayakan formal, sifat karakter (misalnya, pandai berbicara dan tertarik untuk berpartisipasi) dan kenyamanan (misalnya, tidak terlalu jauh) adalah pertimbangan yang sah untuk menentukan siapa yang akan dimasukkan dalam sampel. Akomodasi untuk kepribadian dan kenyamanan akan membantu memastikan bahwa jumlah kecil wawancara dalam desain kualitatif yang khas menghasilkan nilai maksimum untuk investasi minimum. Inilah salah satu alasan mengapa pengambilan sampel acak informan kualitatif tidak hanya tidak perlu tetapi juga berpotensi kontraproduktif.

Mengelola, Memadatkan, Menampilkan, dan Menafsirkan Data Kualitatif

Analisis data kualitatif dapat dibagi menjadi empat tahap: pengelolaan data, kompresi data, penyajian data, serta penarikan dan verifikasi kesimpulan (9).

Mengelola Data Kualitatif

Pengembangan sistem organisasi yang jelas untuk data kualitatif penting dilakukan sejak awal. Idealnya, konvensi penamaan untuk fail data asli dan analisis selanjutnya harus dicatat dalam fail kamus data yang mencakup tanggal, lokasi, pendefinisian karakteristik individu atau kelompok, karakteristik pewawancara, dan fitur pendefinisian lainnya. Rekaman digital dari wawancara atau produk visualisasi harus ditinjau untuk memastikan ketepatan data yang dianalisis dengan observasi awal. Jika perjanjian etika mengharuskan tidak ada nama atau karakteristik pengenal yang dicatat, semua nama individu harus dihapus dari transkripsi akhir sebelum analisis dimulai. Jika data dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak analisis data tekstual, mempertahankan kontrol versi yang cermat atas fail data sangat penting, terutama ketika banyak pembuat kode terlibat.

Kondensasi (Condensation) Data Kualitatif

Kondensasi mengacu pada proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan, dan mengabstraksi data yang tersedia pada saat observasi awal, kemudian mengubah data yang dirangkum menjadi kumpulan data yang dapat dianalisis. Dalam penelitian kualitatif, sebagian besar investasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian datang setelah praktik lapangan selesai. Satu jam wawancara individu yang direkam dapat memakan waktu sehari penuh untuk menyalin dan waktu tambahan untuk menerjemahkan, jika diperlukan. Wawancara kelompok dapat memakan waktu lebih lama lagi karena sulitnya menyalin masukan kelompok yang aktif. Setiap tahap kondensasi data melibatkan banyak keputusan yang membutuhkan aturan yang jelas dan pengawasan yang teliti. Tantangan khasnya adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara konsistensi pada ritme dan tekstur bahasa asli dan kejelasan versi terjemahan dalam bahasa analisis. Misalnya, diskusi pada kelompok-kelompok dengan pendidikan rendah atau tanpa pendidikan formal seharusnya tidak terdengar seperti lulusan universitas setelah proses transkripsi (dan penerjemahan). Penilaian harus dilakukan tentang istilah mana yang harus diterjemahkan dan istilah mana yang harus dipertahankan dalam bahasa sehari-hari karena tidak ada istilah yang tepat dalam bahasa Inggris untuk menangkap kekayaan maknanya.

Menampilkan Data Kualitatif

Setelah pemadatan awal, analisis kualitatif akan bergantung pada bagaimana data ditampilkan. Keputusan mengenai bagaimana data dirangkum dan ditata untuk memfasilitasi perbandingan mempengaruhi kedalaman dan detail dari kesimpulan investigasi. Tampilan mungkin berkisar dari transkrip verbatim wawancara yang lengkap hingga ringkasan berpoin atau ringkasan rangkuman catatan wawancara. Dalam pengaturan lapangan, format tampilan yang berguna dan umum digunakan adalah bagan ikhtisar dengan tema-tema utama atau pertanyaan penelitian tersusun dalam baris pada tabel pengolah kata atau dalam spreadsheet dan karakteristik entri informan atau grup individu tersusun di kolom. Bagan ikhtisar berguna karena memungkinkan perbandingan hasil yang mudah dan sistematis.

Menggambarkan dan Memverifikasi Kesimpulan

Analisis data kualitatif adalah proses berulang dan, idealnya, interaktif yang mengarah pada interpretasi yang teliti dan sistematis dari data tekstual atau visual. Setidaknya ada empat langkah umum yang terlibat:

  • Membaca dan membaca ulang. Inti dari analisis kualitatif adalah pembacaan teks yang cermat, sistematis, dan berulang untuk mengidentifikasi tema dan keterkaitan yang konsisten. Tindakan membaca berulang-ulang mau tidak mau menghasilkan tema, koneksi, dan makna baru yang lebih dalam dari pembacaan pertama. Membaca teks lengkap wawancara beberapa kali sebelum membagi menurut tema kode adalah kunci untuk menghargai konteks lengkap dan alur setiap wawancara sebelum membagi dan mengekstrak bagian kode teks untuk analisis terpisah.
  • Pengkodean. Teknik umum dalam analisis kualitatif melibatkan pengembangan kode untuk pelabelan bagian teks untuk pengambilan selektif pada tahap analisis dan verifikasi selanjutnya. Pendekatan yang berbeda dapat digunakan untuk pengkodean tekstual. Salah satu pendekatan, pengkodean struktural, mengikuti struktur panduan wawancara. Pendekatan lain, pengkodean tematik, memberi label tema umum yang muncul di seluruh wawancara, baik dengan desain panduan topik atau tema yang muncul yang ditetapkan berdasarkan analisis lebih lanjut. Untuk menghindari masalah pergeseran dan penyimpangan dalam kode antar waktu atau antar beberapa pembuat kode, peneliti kualitatif harus membuat buku kode standar dengan definisi dan aturan tertulis tentang kapan kode harus dimulai dan dihentikan. Pengkodean juga merupakan proses berulang di mana kode-kode baru yang muncul dari pembacaan berulang-ulang ditumpang-tindihkan di atas kode-kode yang sudah ada. Pengembangan dan penyempurnaan buku kode merupakan bagian tak terpisahkan dari analisis.
  • Menganalisis dan menulis memo. Saat kode sedang dikembangkan dan disempurnakan, jawaban atas pertanyaan penelitian asli harus mulai muncul. Pengodean dapat memfasilitasi proses itu melalui pengambilan teks selektif di mana kesamaan di dalam dan di antara kategori pengodean dapat diekstraksi dan dibandingkan secara sistematis. Karena tidak ada nilai p yang dapat diturunkan dalam analisis kualitatif untuk menandai transisi dari kesimpulan tentatif ke kesimpulan pasti, standar praktik penulisan adalah menulis memo untuk merekam wawasan yang berkembang dan pola yang muncul dalam data dan bagaimana hubungannya dengan pertanyaan penelitian asli. Menulis memo dimaksudkan untuk mengkatalisasi pemikiran lebih lanjut tentang data, sehingga memulai koneksi baru yang dapat mengarah pada pengodean lebih lanjut dan pemahaman yang lebih dalam.
  • Memverifikasi kesimpulan. Ketelitian analisis sangat bergantung pada ketelitian pemeriksaan silang dan upaya untuk menemukan kesimpulan alternatif seperti pada kualitas kesimpulan asli. Kesimpulan pemeriksaan silang dapat terjadi dengan cara yang berbeda. Salah satu cara adalah dengan mendorong interaksi reguler antara analis untuk menantang kesimpulan dan mengajukan penjelasan alternatif untuk data yang sama. Cara lain adalah menanyai data (yaitu, mengambil segmen kode dengan menggunakan logika Boolean untuk secara sistematis membandingkan isi kode di mana mereka tumpang tindih dengan kode lain atau karakteristik informan). Jika penjelasan alternatif untuk kesimpulan awal lebih sulit untuk dibenarkan, kepercayaan pada kesimpulan tersebut diperkuat.

Persyaratan Pengodean dan Analisis

Analisis data kualitatif membutuhkan waktu dan pendalaman data yang cukup. Program perangkat lunak tekstual komputer dapat memfasilitasi pengambilan teks selektif dan data yang dipertanyakan, tetapi pola yang tajam dan kesimpulan hanya dapat dilakukan oleh peneliti. Persyaratan ini meliputi membaca ulang secara intensif, mengembangkan buku kode dan pengodean, berdiskusi dan berdebat, merevisi buku kode, dan merekam sesuai kebutuhan hingga didapatkannya pola data yang jelas. Meskipun kualitas dan kedalaman analisis biasanya sebanding dengan waktu yang diinvestasikan, sejumlah teknik, termasuk beberapa yang disebutkan sebelumnya, dapat digunakan untuk mempercepat analisis dalam kondisi di lapangan.

  • Catatan terperinci daripada transkripsi lengkap. Menugaskan satu atau dua pencatat untuk wawancara dapat dipertimbangkan jika waktu yang dibutuhkan untuk transkripsi dan terjemahan lengkap tidak memungkinkan. Bahkan jika ada rencana untuk transkripsi lengkap setelah praktik lapangan, meminta pencatat untuk menyerahkan catatan ringkasan yang tersusun dengan baik adalah teknik yang berguna untuk mendapatkan umpan balik secara waktu nyata tentang konten wawancara dan membuat penyesuaian pada panduan topik atau pelatihan pewawancara sesuai kebutuhan.
  • Ringkasan bagan ikhtisar untuk pengodean tematik. (Lihat diskusi di bawah “Menampilkan Data.”) Jika waktu terbatas untuk transkripsi penuh dan/atau pengodean sistematis wawancara teks menggunakan perangkat lunak analisis tekstual di lapangan, bagan ikhtisar adalah teknik yang berguna untuk pengodean manual yang cepat.
  • File ekstraksi tematik. Ini adalah versi pengodean tematik manual yang sedikit diperluas yang berguna ketika transkripsi wawancara lengkap tersedia. Dengan menggunakan program pengolah kata, fail dapat dibagi menurut tema, atau fail terpisah dapat dibuat untuk setiap tema. Ekstrak relevan dari transkrip atau catatan analis dapat disalin dan ditempelkan ke dalam fail atau bagian fail yang sesuai dengan setiap tema. Ini sangat berguna untuk menyimpan kutipan yang tepat dan dapat digunakan untuk menggambarkan kesimpulan tematik dalam laporan akhir atau manuskrip.
  • Kerja tim. Analisis kualitatif dapat dilakukan oleh seorang peneliti tunggal, tetapi biasanya akan bermanfaat untuk melibatkan lebih dari satu peneliti. Kesimpulan kualitatif melibatkan keputusan penilaian yang subjektif. Memiliki lebih dari satu pembuat kode atau peneliti yang mengerjakan suatu proyek memungkinkan diskusi dan debat yang lebih interaktif sebelum mencapai konsensus kesimpulan.
  • Perangkat lunak analisis tekstual komputer. Analisis dengan komputer memiliki sejumlah keunggulan untuk analisis kualitatif (10). Ini termasuk
    • Pengodean sistematis.
    • Pengambilan selektif segmen kode.
    • Memverifikasi kesimpulan ("menanyai data").
    • Bekerja pada kumpulan data yang lebih besar dengan beberapa fail terpisah.
    • Bekerja dalam tim dengan banyak pembuat kode untuk memungkinkan keandalan antar kode diukur dan dipantau.

Paket perangkat lunak yang paling banyak digunakan (misalnya, NVivo [QSR International Pty. Ltd., Melbourne, VIC, Australia] dan ATLAS.ti [Pengembangan Perangkat Lunak Ilmiah GmbH, Berlin, Jerman]) telah berkembang untuk menyertakan fitur analisis canggih yang mencakup beragam aplikasi tetapi relatif mahal dalam hal biaya lisensi dan investasi awal dalam waktu dan pelatihan. Perkembangan yang menjanjikan terlihat dengan munculnya layanan berbasis Web gratis atau berbiaya rendah (misalnya, Dedoose [Sociocultural Research Consultants LLC, Manhattan Beach, CA]) yang memiliki banyak fitur analitik yang sama dengan langganan yang lebih terjangkau dan yang memungkinkan rekan penelitian lokal untuk tetap terlibat melalui fase analisis (lihat kriteria Kerja sama Tim). Biaya awal analisis dengan komputer perlu dipertimbangkan terhadap manfaat analisisnya, yang cenderung menurun seiring dengan volume dan kompleksitas data yang akan dianalisis. Untuk analisis situasi cepat atau penelitian kualitatif skala kecil (misalnya kurang dari 30 pengamatan sebagai aturan praktis informal), pengodean dan analisis manual menggunakan program pengolah kata atau spreadsheet lebih cepat dan cukup untuk memungkinkan analisis yang teliti dan verifikasi kesimpulan.

KESIMPULAN

Metode kualitatif termasuk dalam cabang ilmu pengetahuan sosial yang menekankan pentingnya konteks, makna subjektif, dan motivasi dalam memahami pola perilaku manusia. Pendekatan kualitatif secara definisi bergantung pada strategi non-numerik terbuka, semi terstruktur, untuk mengajukan pertanyaan dan merekam tanggapan. Kesimpulan diambil dari analisis visual atau tekstual sistematis yang melibatkan pembacaan berulang, pengodean, dan pengorganisasian informasi ke dalam tema terstruktur dan muncul. Karena analisis tekstual relatif membutuhkan banyak waktu dan keterampilan, sampel kualitatif cenderung kecil dan dipilih secara sengaja untuk menghasilkan informasi maksimum dari pengumpulan data yang minimum. Meskipun pendekatan kualitatif tidak dapat memberikan temuan yang representatif atau dapat digeneralisasikan dalam pengertian statistik, pendekatan ini dapat menawarkan tingkat detail, nuansa, dan wawasan naturalistik yang tak tertandingi ke dalam subjek studi yang dipilih. Metode kualitatif memungkinkan peneliti untuk "mendengar suara" dari yang diteliti dengan cara yang tidak dapat dilakukan melalui metode kuesioner, bahkan dengan pilihan jawaban terbuka sekalipun.

Apakah metode kualitatif akan digunakan atau kapan menggunakan metode kualitatif dalam penelitian epidemiologi lapangan pada akhirnya bergantung pada sifat pertanyaan kesehatan-masyarakat yang harus dijawab. Pendekatan kualitatif masuk akal ketika pertanyaan penelitian tentang pola perilaku atau kinerja program mengarah dengan mengapa, mengapa tidak, atau bagaimana. Metode ini juga tepat digunakan ketika jawaban atas pertanyaan penelitian bergantung pada pemahaman masalah dari perspektif aktor sosial dalam kehidupan nyata atau ketika objek penelitian tidak dapat ditangkap, diukur, atau dikategorikan secara memadai melalui serangkaian pendekatan pertanyaan survei tertutup (misalnya, stigma atau dasar keyakinan kesehatan). Justifikasi lain untuk metode kualitatif adalah ketika topiknya sangat sensitif atau tunduk pada bias keinginan sosial yang kuat yang membutuhkan kepercayaan yang berkembang dengan informan dan investigasi yang gigih untuk mencapai kebenaran. Akhirnya, metode kualitatif masuk akal ketika pertanyaan studi bersifat eksploratif, ketika pendekatan ini memungkinkan peneliti memiliki kebebasan dan fleksibilitas untuk menyesuaikan panduan topik dan menyelidiki di luar panduan topik asli.

Mengingat bahwa kondisi yang baru saja dijelaskan mungkin lebih sering diterapkan dalam epidemiologi lapangan sehari-hari, mungkin sangat mengejutkan bahwa pendekatan semacam itu tidak dimasukkan ke dalam pelatihan epidemiologi standar. Sebagian dari jawabannya mungkin berkaitan dengan elemen subjektif dalam pengambilan sampel dan analisis kualitatif yang tampaknya bertentangan dengan nilai-nilai inti objektivitas ilmiah. Sebagian mungkin berkaitan dengan persyaratan keterampilan untuk wawancara kualitatif yang baik, yang umumnya lebih sulit ditemukan daripada yang dibutuhkan untuk wawancara survei rutin.

Untuk ahli epidemiologi lapangan yang tidak terbiasa dengan desain studi kualitatif, penting untuk menekankan bahwa memperoleh wawasan penting dari penerapan pendekatan dasar adalah mungkin, bahkan tanpa tim peneliti kualitatif yang berpengalaman untuk melakukan pekerjaan tersebut. Fleksibilitas metode kualitatif juga cenderung membuatnya lebih bisa ditangani dengan latihan dan ketekunan. Di luar persetujuan penelitian yang diperlukan dan izin etik, persyaratan penting dasar untuk mengumpulkan data kualitatif dalam pengaturan lapangan dimulai dengan pewawancara memiliki dasar yang kuat tentang pertanyaan penelitian, keterampilan interaktif dan bahasa dasar, dan rasa ingin tahu yang sehat, dipersenjatai dengan panduan topik terbuka yang sederhana dan alat perekam atau pencatat untuk menangkap poin-poin penting dari diskusi. Manual yang tersedia tentang desain, metode, dan analisis penelitian kualitatif dapat memberikan panduan tambahan untuk meningkatkan kualitas pengumpulan dan analisis data.

REFERENSI

  1. Patton MQ.Qualitative research and evaluation methods: integrating theory and practice. 4th ed. Thousand Oaks, CA: Sage; 2015.
  2. Hennink M, Hutter I, Bailey A.Qualitative research methods. Thousand Oaks, CA: Sage; 2010.
  3. Lincoln YS, Guba EG.The constructivist credo. Walnut Creek, CA: Left Coast Press; 2013.
  4. Mack N, Woodsong C, MacQueen KM, Guest G, Namey E. Qualitative research methods: a data collectors field guide.https://www.fhi360.org/sites/default/files/media/documents/Qualitative%20Research%20Methods%20-%20A%20Data%20Collector%27s%20Field%20Guide.pdfpdf iconexternal icon
  5. Kvale S, Brinkmann S.Interviews: learning the craft of qualitative research. Thousand Oaks, CA: Sage; 2009:230–43.
  6. Krueger RA, Casey MA.Focus groups: a practical guide for applied research. Thousand Oaks, CA: Sage; 2014.
  7. Margolis E, Pauwels L.The Sage handbook of visual research methods. Thousand Oaks, CA: Sage; 2011.
  8. Mason M. Sample size and saturation in PhD studies using qualitative interviews.Forum:Qualitative Social Research/Sozialforschung.2010;11(3).
  9. Miles MB, Huberman AM, Saldana J.Qualitative data analysis: a methods sourcebook. 3rd ed. Thousand Oaks, CA: Sage; 2014.
  10. Silver C, Lewins A.Using software in qualitative research: a step-by-step guide. Thousand Oaks, CA; Sage: 2014.




Address

Gedung D Lantai 3 - Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI
Jl. Percetakan Negara No.29, RT.23/RW.7, Johar Baru
Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10560

08111690148
2018 © All Rights Reserved by FETP Indonesia.