FETP Indonesia

Indonesia Masih Kekurangan Tenaga Ahli Epidemiologi Lapangan

( Foto: Nadia Felicia/Beritasatu.com )

Jakarta - Indonesia ternyata masih sangat kekurangan Field Epidemiology Training Program (FETP) atau tenaga ahli epidemiologi lapangan untuk membantu negara kita dalam melakukan investigasi terhadap wabah penyakit.

HM. Subuh selaku sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalin Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemkes), mengatakan, saat ini negara kita hanya memiliki sekitar 300 ahli epidemiologi lapangan.

Padahal, kebutuhannya minimal 579 tenaga ahli epidemiologi lapangan dan 1022 tenaga asisten ahli epidemiologi lapangan yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

"Sejak program pendidikan FETP dimulai tahun 1982 hingga sekarang, ada sekitar 300 ahli epidemiologi yang tersebar di seluruh Indonesia. Tentunya angka ini masih kecil, apalagi jumlah yang ada tersebut juga belum dimanfaatkan secara maksimal dalam fungsi-fungsinya sebagai ahli epidemilogi," ungkap Subuh di kantor Kemkes, Jumat (26/9).

Sedangkan, Direktur FETP Indonesia, Dr I Nyoman Kandun, menjelaskan, tenaga ahli epidemiologi lapangan sebetulnya memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang pembangunan melalui upaya-upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif di masyarakat berbasis bukti, serta melakukan investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah.

Tenaga ahli ini juga berperan mengaplikasikan metode epidemiologi untuk menyediakan informasi dan sarana epidemiologi bagi para pengambil keputusan di tingkat pusat dan daerah. Dalam rangka mengidentifikasi, membuat prioritas, dan merencanakan program penanggulangan masalah kesehatan masyarakat, serta menilai keberhasilan program kesehatan yang ada.

"Minat untuk menjadi ahli epidemiologi lapangan memang masih rendah, padahal keberadaannya sangat dibutuhkan. Mungkin karena pendidikannya dua tahun non gelar dan proporsi pembelajaran di kelasnya hanya sekitar 25 persen, sementara penugasan praktek lapangan sekitar 75 persen," ujar Nyoman.

Karena itu, Ditjen P2PL dan Badan pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) telah mengambil langkah aktif bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk membuat program ini bisa mendapatkan gelar, sehingga nantinya bisa digunakan dalam pengembangan karier.

"Untuk saat ini pendidikan FETP hanya diproduksi oleh UI dan UGM. Dalam setahun, masing-masing universitas tersebut menghasilkan sekitar 15 tenaga ahli epidemiologi lapangan. Tentunya di tahun-tahun mendatang kita berharap akan semakin banyak universitas yang dapat memproduksi tenaga ahli epidemilogi lapangan," ujar Nyoman.

Sumber: http://www.beritasatu.com/kesra/213077-indonesia-masih-kekurangan-tenaga-ahli-epidemiologi-lapangan.html

Address

Gedung D Lantai 3 - Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI
Jl. Percetakan Negara No.29, RT.23/RW.7, Johar Baru
Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10560

08111690148
2018 © All Rights Reserved by FETP Indonesia.