Pertemuan pemangku kepentingan FETP dilaksanakan di Hotel Puri Denpasar Jakarta pada tanggal 10-11 Desember 2019. Pertemuan ini dihadiri oleh sekretariat FETP Indonesia, subdit surveilans, bagian hukum, organisasi dan masyarakat ditjen P2P, bagian program dan informasi ditjen P2P, bagian kepegawaian dan umum ditjen P2P, Badan PPSDM, BBPK Ciloto, universitas pelaksana FETP (UI, UGM, Unair, Udayana, dan Unhas), PAEI, PAELI, FAO, CDC Indonesia dan kami juga kedatangan tamu dari CDC Atlanta yakni Bassam Jarrar, beliau bekerja di Workforce and Institute Development Branch, Division of Global Health Protection, Center For Global Health yang turut membantu menyusun roadmap FETP Indonesia.
Pertemuan pemangku kepentingan FETP dilaksanakan dalam rangka berkoordinasi merumuskan roadmap FETP Indonesia tahun 2020-2024 untuk meningkatan kapasitas tenaga epidemiologi di seluruh tingkat baik nasional, provinsi, kabupaten/kota hingga tingkat Puskesmas. Di dalam pertemuan ini akan dibahas mengenai proyek tugas lapangan dan bimbingan, pelatihan untuk epidemiologi, dan manajemen FETP yang termasuk di dalamnya ada ToR dan juga roadmap FETP.
Rangkaian acara secara resmi dibuka oleh Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, drg. Vensya Sitohang, M.Epid sekaligus memberikan paparan mengenai kebijakan dan tantangan jabatan fungsional epidemiologi di Indonesia. Setelah itu ada paparan dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) mengenai peran organisasi profesi dalam meningkatkan kapasitas epidemiologi di Indonesia. Masih dalam benang merah yang sama, dilanjutkan paparan dari Badan PPSDM yang membahas mengenai pengembangan dan peningkatan tenaga epidemiologi dari sisi pelatihan kesehatan. Paparan selanjutnya dari sekretariat FETP Indonesia yang memaparkan hasil analisa situasi dan tantangan bagi FETP di Indonesia seperti apa. Ternyata, sampai saat ini Indonesia secara rasio penduduk membutuhkan 1.200 tenaga epidemiologi lapangan namun sampai saat ini, hanya ada kurang lebih 600 lulusan FETP yang ada di Indonesia. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk membahas lebih detail sesuai dengan kompetensi masing-masing mengenai proyek lapangan FETP dan bimbingan, pelatihan epidemiologi, peran alumni FETP serta manajemen FETP berupa roadmap. Dilanjutkan dengan presentasi masing-masing kelompok dan diskusi terbuka pada forum untuk mendapatkan saran-saran dalam pelaksanaan FETP selanjutnya akan seperti apa dan semoga lebih baik lagi, Diskusi berjalan lancar dan sangat produktif. Tahap selanjutnya dari kegiatan ini dalam waktu dekat adalah akan dibuat MoU dari Kementerian Kesehatan dengan Universitas, dan MoU antara Universitas dengan Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota. Dalam MoU ini akan tertulis bagaimana pelatihan FETP di Universitas dilaksanakan dan bagaimana ketika alumni sudah lulus dari universitas dapat membantu menjadi problem solver di kabupaten/kota di Indonesia.